KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial Twitter ramai dibicarakan karena menunjukkan tagihan listrik senilai Rp 21 juta.
Dalam twit tersebut, diunggah sebuah surat penetapan tagihan susulan P2TL untuk pelanggan di wilayah Gianyar, Bali Timur.
Twit ini diunggah pada 12 Februari lalu oleh akun @Oyeee_
Ya Alloh kaget tau-tau dpt beginian @pln_123 dan kalo gak dilunasin seperti punya hutang kpd negara???????????? pic.twitter.com/U0i3S8WryF
— ????Ega Aditya (@Oyeee__) February 12, 2020
Berdasarkan isi surat dalam twit tersebut, biaya yang dikenakan sebagai tagihan susulan terdiri atas biaya beban dan biaya pemakaian kWh sebesar Rp 21.205.800,- dan biaya lain-lain sebesar Rp 241.620,-
Adapun rincian dari nilai biaya pemakaian diperoleh dari 9 bulan x 720 jam x daya tersambung x 0,85 x harga per KWH tertinggi.
Jadi, biaya pemakaian atau tagihan susulan adalah 9 x 720 x 3,5 x 0,83 x Rp 1.100,- yaitu Rp 21.205.800,-
Baca juga: Jangan Buka Pintu bagi Petugas PLN dan PAM Tanpa Identitas!
Tanggapan PLN
Unggahan tersebut pun direspon oleh akun resmi Twitter PLN @pln_123 dengan jawaban sebagai berikut:
"Hai Kak, berdasarkan data kami untuk nomor Id 551200518542 memiliki tagihan susulan P2TL sebesar Rp 21.447.420,- ya, mohon kesediannya melakukan pembayaran dengan nomor register tersebut."
Saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (15/2/2020), General Manager PLN UID Bali, Nyoman Suwarjoni Astawa membenarkan adanya tagihan tersebut.
"Sesuai hasil temuan kami di lapangan, terjadi pelanggaran oleh pelanggan tersebut," kata Astawa.
Pelanggaran ini dilakukan oleh seorang pelanggan PLN yang tinggal di kawasan Banjar Abian Seka, Kabupaten Gianyar, Bali.
Baca juga: Pasca Banjir Jakarta, PLN Pastikan Pasokan Listrik Sudah Normal
Menurutnya, pelanggaran tersebut menjadi dasar pengenaan denda berdasarkan jenis pelanggarannya sebagaimana tercantum dalam surat penetapan tagihan susulan P2TL.
"Pelanggan sudah dijelaskan dasar tagihan susulan tersebut," ungkapnya.
Berdasarkan hasil temuan, pemilik tidak sengaja melakukan pemindahan kWh meter hingga merusaknya saat tengah merenovasi toko mebel miliknya.
Astawa mengatakan bahwa pihaknya telah mengedukasi para pelanggan agar melapor kepada PLN apabila akan memindahkan KWH meter.
"Kami sudah dan terus edukasi ke pelanggan agar kalau mau memindahkan KWH meter di rumah untuk melapor ke PLN bukan menyuruh tukang bangunan, apalagi sampai merusak segel KWH meter," jelasnya.
Ia mengatakan bahwa aturan terkait larangan ini juga telah tercantum dalam surat perjanjian jual beli dengan pelanggan.
Pada kasus ini, PLN memberikan kebijakan keringanan pembayaran kepada pelanggan berupa kebijakan mencicil dengan jangka waktu 6 bulan.
Baca juga: Pencuri Bermodus Petugas PLN Sudah Empat Tahun Beroperasi
"listrik" - Google Berita
February 15, 2020 at 06:15PM
https://ift.tt/2UVVKpi
Viral Tagihan Listrik Pelanggan Capai Rp 21 Juta, Ini Penjelasan PLN - Kompas.com - KOMPAS.com
"listrik" - Google Berita
https://ift.tt/2I79PZZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Viral Tagihan Listrik Pelanggan Capai Rp 21 Juta, Ini Penjelasan PLN - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment