JAKARTA - Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN, Ahmad Rofik menerangkan, program 1000 Renewable Energy for Papua dipandang sebagai solusi efektif untuk percepatan elektrifikasi di Papua dan Papua Barat melalui Wireless Electricity. Program yang melibatkan mahasiswa dari beberapa universitas ini diharapkan mampu bersinergi dengan PLN.
"Optimalisasi energi lokal berbasis energi baru terbarukan (EBT) juga diharapkan akan memperbaiki kinerja Baruan Energi sekaligus menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik," jelas Ahmad Rofik pada acara Ekspedisi Papua Terang, Komitmen PLN Terangi Papua dengan Pembangkit Energi Baru Terbarukan di Gedung PLN Pusat, Jumat 18 Oktober 2019.
Dari hasil kajian dan survei PLN, ada empat alternatif pembangkit listrik EBT yang ditawarkan dalam program 1000 Renewable Energy for Papua, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro, Tabung Listrik (Talis), Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), serta Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Untuk Pikohidro, lebih cocok apabila diaplikasikan pada daerah yang memiliki perbedaan ketinggian.
Ahmad Rofik juga memaparkan rincian program pelistrikan di Papua dengan menggunakan keempat pembangkit listrik EBT tersebut.
"314 desa direncanakan untuk dilistriki menggunakan teknologi tabung listrik (Talis), 65 desa menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohido (PLTMH) dan Pikohidro (PLTPH), 158 desa akan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), 116 desa dilistriki menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), 34 desa dilistriki menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut, 184 desa akan diterangi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebanyak 151 set. Selebihnya 252 desa, rencananya akan disambungkan ke sistem jaringan listrik (grid) PLN yang telah ada," urai Ahmad Rofik.
Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro merupakan pembangkit skala sangat kecil yang memanfaatkan energi potensial air, untuk menghasilkan listrik berkapasitas hingga 5.000 watt. Sedangkan tabung listrik merupakan alat penyimpanan energi (energy storage) yang digunakan untuk melistriki rumah.
Sementara PLTBm adalah pembangkit listrik skala kecil yang memanfaatkan potensi energi biomassa, seperti bambu, kayu, serat kelapa sawit, dan bahan organik lainnya. Sedangkan PLTS menjadi alternatif melistriki daerah yang sulit dijangkau oleh transportasi darat.
Disisi lain, Plt Direktur Utama PLN, Sripeni Inten Cahyani, berharap bahwa seluruh masyarakat Indonesia harus mendapatkan hak yang sama untuk berlistrik.
"Sekarang kan posisi rasio elektrifikasi ada 98,8% ya kami targetnya adalah 99,9% di tahun 2019 ini. kemudian di tahun 2020 ini 100% pas indonesia merdeka berumur 75 tahun insya allah semuanya harus terlistrik," ujar Sripeni.
Adapun dalam rangkaian acara peluncuran ini, turut hadir perwakilan berbagai pihak yang telah berkontribusi penting diantaranya, perwakilan para anggota TNI AD. Para mahasiswa dan peneliti dari berbagai kampus pun turut hadir untuk menyampaikan presentasi mereka.
Keunikan para mahasiswa dalam menyuarakan dukungannya terhadap program Ekspedisi Papua Terang sekaligus penggunaan energi listrik dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, ditunjukkan dengan menaiki MRT dari Stasiun Fatmawati hingga Stasiun Bundaran HI, seraya mengenakan ikat kepala dan riasan wajah khas Papua.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini, selain mendukung Program Ekspedisi Papua Terang, juga sekaligus mendukung aktivitas penggunaan listrik dalam kehidupan sehari-hari. (ADV) (Wil)
(ris)
"listrik" - Google Berita
October 19, 2019 at 09:30AM
https://ift.tt/2qtBjD5
PLN Luncurkan Empat Alternatif Pembangkit Listrik EBT - Okezone
"listrik" - Google Berita
https://ift.tt/2I79PZZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PLN Luncurkan Empat Alternatif Pembangkit Listrik EBT - Okezone"
Post a Comment