TEMPO.CO, Jakarta - PT Toyota Astra Motor (TAM) lebih memilih memasarkan kendaraan hybrid terlebih dahulu dibandingkan dengan membawa mobil full listrik ke Indonesia. "Masih ada satu tahun untuk menentukan apa yang akan dilakukan Toyota terkait tahun 2025. Selama waktu itu akan kami pakai untuk terus memasyarakatkan EV (Electrified Vehicle), terutama mobil hibrid di Indonesia," kata Eksekutif GM PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransciscus Suryopranoto di Jepang, Sabtu 26 Oktober 2019.
Pada 15 Oktober 2019, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2019 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai PPnBM. Berdasarkan peraturan tersebut, kendaraan ramah lingkungan dengan emisi gas buang CO2 yang rendah akan kena PPnBM (Pajak Barang Mewah) lebih rendah. Peraturan itu berlaku dua tahun sejak diundangkan.
Selain itu, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (BEV) untuk Transportasi Jalan. Kedua peraturan tersebut menjadi dasar bagi produsen mobil untuk masuk era mobil listrik.
Soerjo, sapaan Fransiscus Soerjopranoto, mengatakan Toyota terus mengembangkan teknologi kendaraan yang ramah lingkungan yang menjadi tren dunia, termasuk Indonesia, mulai dari hibrid, plug-in hybrid, BEV, hingga Fuell Cell Electric Vehicle (FCEV) berbasis hidrogen.
Dengan demikian, kata dia, Toyota siap masuk dalam bisnis kendaraan sesuai dengan peraturan pemerintah. "Pilihan-pilihan ini akan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, regulasi pemerintah, dan kondisi Indonesia. Kami akan terus berdiskusi dengan pemerintah mengenai hal ini," katanya.
Sejak 2009, Toyota melalui TAM telah memperkenalkan dan memasarkan kendaraan terelektrifikasi melalui sedan hibrid Toyota Prius, dan variannya terus berkembang hingga ke sedan Camry Hybrid, MPV mewah Alphard Hyrid, C-HR Hybrid, dan terakhir sedan Corolla Altis Hybrid. Hingga kini, TAM telah menjual lebih dari 2.000 kendaraan hibrid di Indonesia.
Oleh karena itu, pihaknya lebih memilih memasyaratkan mobil hibrid terlebih dahulu, ketimbang masuk langsung ke mobil full listrik atau BEV, walaupun Toyota Motor Corp sudah memiliki dan bakal produksi BEV pada 2020.
"Yang jelas kami akan bekerja sama memenuhi target pemerintah pada 2025, yaitu sebanyak 20 persen kendaraan di Indonesia adalah EV di Indonesia," kata Soerjo.
Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi Suwandy mengatakan insentif pajak, terutama penurunan PPnBM saja, tidak cukup membuat kendaraan EV di Indonesia berkembang pesat, baik permintaan maupun produksi. "Pajak mobil di Indonesia tidak hanya PPnBM, banyak komponen pajak lainnya yang membuat mobil listrik menjadi mahal," kata dia.
ANTARA
"listrik" - Google Berita
October 27, 2019 at 04:37PM
https://ift.tt/32SERwP
Alasan Toyota Memilih Menjual Mobil Hybrid Dibandingkan Listrik - Tempo
"listrik" - Google Berita
https://ift.tt/2I79PZZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Alasan Toyota Memilih Menjual Mobil Hybrid Dibandingkan Listrik - Tempo"
Post a Comment