REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Mursalin Yasland, Nugroho Habibi
Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin telah resmi menjadi presiden dan wakil presiden periode 2019-2024. Ada banyak harapan yang disampaikan masyarakat untuk keduanya, mulai dari soal kelistrikan, sistem pendidikan, hingga kemacetan.
Warga Pulau Sebesi, Provinsi Lampung, misalnya, mendambakan aliran listrik di perkampungan pulau dekat Gunung Anak Krakatau tersebut selama 24 jam. Aliran listrik yang saat ini masih terbatas membuat usaha perikanan warga yang rata-rata nelayan ini tak maksimal.
“Kami berharap Pak Jokowi segera merealisasikan program Indonesia Terang di Pulau Sebesi. Kami sudah lama mendambakan listrik kami sehari semalam menyala,” kata Muhammad Yusuf (57 tahun), tokoh masyarakat Dusus Regahan Lada III, Desa Tejang, Pulau Sebesi, Lampung, Ahad (20/10).
Ia mengatakan, warga Pulau Sebesi selama ini mengandalkan listrik tenaga diesel yang hanya melayani kebutuhan listrik warga sejak petang hingga pukul 23.45 WIB. Pada siang hari, warga tidak menggunakan listrik sama sekali.
Padahal, ungkap Yusuf yang juga nelayan, hasil tangkapan ikan warga Pulau Sebesi bisa saja disimpan terlebih dulu menggunakan es batu untuk kemudian dijual ke luar pulau. “Bagaimana mau membuat es batu kalau kulkas hanya hidup lima jam setelah itu mati?” tuturnya.
Jika listrik hidup selama 24 jam, kata dia, warga dapat meningkatkan tarif perekonomiannya dari hasil melaut. Ikan-ikan yang didapat di laut dapat disimpan dan dibuat aneka makanan lainnya agar dapat menambah pendapatan rumah tangga warga.
Heri (38 tahun), guru honorer di SDN Desa Tejang Pulau Sebesi berharap kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin lima tahun ke depan dapat menghidupkan listrik di Pulau Sebesi siang dan malam.
Selama ini, siswa SD dan SMP di pulau tidak dapat mempelajari hal yang berkenaan dengan materi ilmu pengetahuan dan teknologi. “Sekarang sudah era teknologi, tapi listrik hanya malam hari menyala, sedangkan pelajaran sudah harus menggunakan alat elektronik, seperti komputer, televisi, radio, atau proyektor,” katanya.
Sidin (56 tahun), pemilik kios buku bekas dan baru di Pasar Bawah (Ramayana), Bandar Lampung, berharap kurikulum pendidikan dan buku mata pelajaran tak selalu berubah ketika ada pergantian menteri pendidikan dan kebudayaan. Pemilik kios buku bekas sejak tahun 1990-an tersebut merasakan beratnya menanggung beban kerugian saat berganti menteri.
Sebab, buku pelajaran sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar hingga SMA/SMK turut berganti. “Saya banyak rugi setelah menyetok buku pelajaran banyak dari penerbit tapi karena kurikulum berubah, buku pelajaran diganti yang baru,” kata Sidin.
Sejumlah harapan juga disampaikan beberapa warga Kota Bogor. Warga berharap agar Jokowi-KH Ma'ruf dapat mengemban amanah dan terus memperhatikan nasib rakyat kecil. "Semoga Indonesia semakin maju saja dan kita juga dapat disejahterakan," kata Hendra Kusdiawan (26 tahun), salah seorang pengemudi ojek online (ojol).
Sebagai pengemudi ojol, Hendra mengkritisi kesemrawutan kondisi lalu lintas di Kota Bogor. Menurut dia, Presiden bisa turun tangan menangani kemacetan di Kota Bogor. "Di sini ada istana juga (Istana Bogor—Red). Jadi, Presiden juga setidaknya ikut memperhatikan kondisi lalu lintas di sini yang sudah macet parah," katanya.
Warga lainnya, Aup (42), menilai persoalan transportasi di Kota Bogor telah banyak berubah. Pria yang berprofesi sebagai kusir delman itu mengatakan, ruang gerak delman telah banyak dibatasi.
Aup berharap Jokowi dapat memberdayakan delman agar profesi tersebut tidak lenyap oleh perkembangan zaman. "Semoga Pak Presiden memperhatikan kita agar Delman dilestarikan di Indonesia." ed: satria kartika yudha
"listrik" - Google Berita
October 21, 2019 at 07:25AM
https://ift.tt/2P5RdOq
Harapan Rakyat untuk Jokowi: Dari Listrik Hingga Delman - Republika Online
"listrik" - Google Berita
https://ift.tt/2I79PZZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harapan Rakyat untuk Jokowi: Dari Listrik Hingga Delman - Republika Online"
Post a Comment