Ditemui usai rapat, Zulkifli menjelaskan bahwa ada sejumlah poin yang dibahas mengenai investasi PLN ke depan. Sayangnya, dia enggan membeberkan terlalu detail.
"Nantilah, kami diminta 2 minggu lagi ke Kemenko untuk menyampaikan rencana daripada masukan dari PLN bagaimana membiayai investasi. Cuma itu saja. Jadi baru bicara alternatif itu," ujarnya di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (3/3/20).
Dia menyebut, perkiraan kebutuhan investasi per tahun sekitar Rp 100 triliun. Dengan begitu, jika dirata-rata sampai 4 tahun ke depan kebutuhannya mencapai Rp 400 triliun.
Sementara itu, dia menegaskan bahwa capex PLN untuk tahun ini sudah disetujui Kementerian BUMN sebesar Rp 90 triliun. Pembiayaannya masih mengandalkan dari perbankan.
"Mayoritas untuk transmisi, distribusi, dan juga ada tambahan-tambahan terkait dengan pembangkit tapi itu tidak terlalu banyak," jelasnya.
Zulkifli menjelaskan dalam rapat tadi dibahas juga soal rencana pembiayaan alternatif lain untuk investasi PLN.
Merujuk ke kondisi keuangan PLN, sampai dengan September 2019, PLN masih mencetak rapor biru dengan bergantung pada praktik yang sama, yakni piutang kompensasi. Nilai laba bersihnya mencapai Rp 10,85 triliun, berbalik dari rugi bersih Rp 18,48 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Selama pemerintah menunggak subsidi dan kompensasi, PLN bakal membukukan rugi usaha Rp 22,6 triliun, atau tidak banyak berbeda dari rugi usaha periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 23,08 triliun.
Kondisi keuangan PLN ini juga ditambah dengan tidak adanya kenaikan tarif listrik dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, rasio elektrifikasi yang belum mencapai 100% juga masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, khususnya di kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan butuh investasi besar untuk melistriki kawasan 3T.
Dririnya menghitung setidaknya dibutuhkan Rp 11 triliun, namun sayangnya PT PLN (Persero) baru punya anggaran sebesar Rp 2,1 triliun. Untuk menutupi kebutuhan, Rida menyebut perlu kerjasama dengan swasta.
"Butuh hampir Rp 11 triliun untuk 2020 saja. Padahal PLN cuman mampu Rp 2,1 triliun. Makanya kami membuka peran serta privat. Elektrifikasi mencapai 98,6% sisanya memang di daerah 3T, termasuk wilayah pulau kecil," ungkapnya di Komisi VII DPR RI, (6/2/2020).
(gus)
"listrik" - Google Berita
March 03, 2020 at 07:30PM
https://ift.tt/2VH8ErS
Tarif Tak Naik, PLN Putar Akal Cari Duit Investasi Listrik - CNBC Indonesia
"listrik" - Google Berita
https://ift.tt/2I79PZZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tarif Tak Naik, PLN Putar Akal Cari Duit Investasi Listrik - CNBC Indonesia"
Post a Comment