AMBON – Setelah gempa Ambon yang melanda sejak 6 Oktober 2019 sistem kelistrikan Ambon belum sepenuhnya pulih. Masyarakat di di Negeri Tengah-Tengah, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Maluku Tengah, masih tinggal dalam kegelapan dalam sepekan terakhir. Longsor disebut menjadi kendala utama dalam pemulihan listrik pasca-gempa Ambon.
Deputi Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN, Hambra Samal menyatakan, lambannya perbaikan jaringan listrik yang putus karena tertimbun material longsoran tebing di ruas jalan menuju Negeri Tengah-Tengah akibat gempa. Terkait hal tersebut, pihaknya akan mengoordinasikan penanganan aliran listrik di Negeri Tengah-Tengah, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Maluku Tengah.
"Saya akan berkoordinasi dengan pimpinan PT PLN wilayah Maluku dan Maluku Utara (MMU) untuk mengatasi listrik yang padam di Negeri Tengah-Tengah sejak sepekan terakhir," kata Hambra Samal di Ambon, melansir Antara, Minggu (13/10).
Hambra mengaku telah mendengar laporan dari pimpinan PLN bahwa saat ini petugas belum bisa memperbaiki dan menyambung jaringan kabel yang putus. Selain karena material longsoran yang belum dibersihkan, dikhawatirkan juga masih akan terjadi longsoran saat gempa dan membahayakan petugas.
"Pihak PLN masih menunggu instansi teknis, terutama PU Maluku Tengah, untuk membersihkan material longsoran yang menutup ruas jalan. Barulah dilakukan perbaikan," ujarnya.
Saat ditanya permintaan Kepala Desa (Kades) Negeri Tengah-Tengah, Muhammad Maruapey agar dipasang genset berkapasitas 5 Kilo Volt Ampere (KVA) untuk mengatasi kondisi kegelapan sepekan terakhir sambil menunggu perbaikan jaringan, Hambra menegaskan dirinya akan berkoordinasi dengan pihak PLN.
"Saya akan koordinasi dan bicarakan usulan yang ditawarkan Pemerintah Negeri Tengah-Tengah tersebut. Soal bisa atau tidak, akan saya informasikan lagi karena terpenting adalah pelayanan kepada masyarakat lebih diutamakan," kata Hambra.
Ia menandaskan Kementerian BUMN melalui program Sinergi BUMN Hadir Untuk Negeri (BUHN) selain fokus terhadap pemberian bantuan tanggap darurat untuk masyarakat yang terdampak gempa di Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, dan Seram Bagian Barat (SBB) dalam dua pekan terakhir, juga mengutamakan pelayanan optimal kepada masyarakat.
"Sebagai penanggung jawab saya akan koordinasikan berbagai upaya yang dapat segera dilakukan PT PLN untuk mengatasi padamnya aliran listrik di Negeri Tengah-Tengah agar tidak berdampak meresahkan masyarakat," katanya.
Penyaluran Bantuan
Dana senilai Rp3,04 miliar dari berbagai badan usaha milik negara tersebut dalam dua pekan terakhir telah dihimpun dan akan disalurkan untuk penanggulangan bencana gempa di Provinsi Maluku tersebut. Hamra mengungkapkan, seluruh bantuan yang disalurkan tersebut dihimpun dari berbagai BUMN dalam dua pekan terakhir penanggulangan bencana gempa di Maluku.
Bantuan baik berupa uang tunai, barang maupun jasa didistribusikan pada lebih dari 51 titik penampungan pengungsi atau penyintas yang tersebar di tiga wilayah terdampak yakni Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah serta Seram Bagian Barat (SBB).
"Penyaluran bantuan berupa terpal serta berbagai jenis kebutuhan pokok dilakukan di 51 titik penampungan pengungsi yang tersebar di 31 Desa di delapan kecamatan. Jumlah warga terlayani bantuan BUMN yakni sebanyak 16.691 Kepala Keluarga (KK)," katanya.
Skema penyaluran bantuan selain melalui Posko BUMN Hadir Untuk Negeri Tanggap Bencana di Kota Ambon dan dikoordinir oleh PT. WIKA, melalui BPBD provinsi maupun kabupaten kota, atau perusahaan BUMN yang menyalurkan secara langsung ke lokasi-lokasi terdampak maupun melalui relawan yang bertugas di lapangan.
Bantuan yang diserahkan ini adalah yang tercatat pada posko yang dikoordinasikan oleh WIKA sejak terbentuk 1 Oktober 2019. Banyak juga bantuan yang disampaikan langsung oleh BUMN di tanpa melalui atau melaporkan keposko induk.
"Kami mendorong BUMN untuk bergerak cepat mengerahkan semua sumber daya yang ada sejak hari pertama dan mengawal hingga akhir. Apapun bantuan yang mendesak bisa dipenuhi dengan segera baru kemudian melaporkan ke posko untuk dimasukan ke database," ujar Hambra.
Hambra juga secara langsung hadir untuk melihat perkembangan terakhir di lokasi terdampak. Dalam kunjungannya yang kedua kali setelah gempa, Hambra didampingi perwakilan perusahaan BUMN menyerahkan bantuan sembako dan 1.000 paket makanan serta berpartisipasi dalam program trauma healing bersama pengungsi di Lengkong dan Batu Dua.
Selain itu, dirinya juga menyerahkan bantuan obat-obatan kepada Rumah Sakit Darurat Dr Ishak Umarella di lokasi kampus Universitas Darusalam (Unidar) di Desa Tulehu Tulehu.
Dia mengakui tantangan yang dihadapi di lapangan dan cukup menyulitkan adalah pada titik-titik pengungsian yang letaknya berada di pulau yang terpisah dari kota Ambon karena keterbatasan akses transportasi dan lokasi pengungsian yang berada di perbukitan.
Distribusi bantuan menuju kabupaten SBB dan Maluku Tengah harus menggunakan transportasi laut, dan untuk sampai pada titik-titik pengungsian di daerah terpencil yang tidak sepenuhnya dapat mengandalkan mobil dan sebagian di antaranya harus dibawa terpisah menggunakan sepeda motor naik.
Guna memastikan penyalurannya tepat sasaran dan tidak tumpang tindih, Posko BUMN aktif bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku dan BPBD, sedangkan distribusi bantuan dari Posko BUMN turut melibatkan relawan yang berasal dari komunitas lokal maupun NGO yang telah berpengalaman dalam penanggulangan bencana di sejumlah daerah di Indonesia.
Selain itu, BUMN turut mendukung gerakan komunitas lokal dalam konser musik malam penggalangan dana di Ambon, dengan menggandeng artis-artis lokal dan generasi muda Maluku, dan bantuan berhasil dihimpun lebih dari Rp40 juta. (Bernadette Aderi)
"listrik" - Google Berita
October 14, 2019 at 11:43AM
https://ift.tt/2pfPriP
Pemulihan Listrik Ambon Terkendala Longsor - Validnews
"listrik" - Google Berita
https://ift.tt/2I79PZZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemulihan Listrik Ambon Terkendala Longsor - Validnews"
Post a Comment