Rejo memakai aliran listrik dari PLN dengan kekuatan 450 watt. Aliran listrik dari PLN ini sebagai pilihan kedua karena pilihan pertamanya tetap memakai PLTMH.
“Dulu sebelum ada PLTMH, bayar listrik PLN sekitar Rp50 ribu. Setelah pakai PLTMH sekatang sudah turun 50 persen bayarnya buat pemakaian listrik PLN,” kata Rejo ditemui di Dusun Kedungrong, Minggu, 22 September 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baginya, kondisi itu sangat membantu. Ia merasa, PLTMH yang jadi sumber utama listrik ini sangat ramah lingkungan. Mulai dari tak ada bising, tak menimbulkan polusi, hingga biayanya yang murah. Sebab, pengguna PLTMH tersebut dikenai biaya sekitar Rp70 ribu dalam setahun.
“Mau pakai berapa lama pun listrik dari PLTMH tak masalah, tak harus menambah biaya. Malahan mending dipakai daripada terbuang sia-sia,” ujarnya.
Bendara PLTMH, Rahmad Sutejo juga merasakan hal serupa. Dari biasanya mengeluarkan biaya Rp60 ribu – Rp70 ribu dalam sebulan untuk membayar listrik dari PLN, kini hanya sekitar Rp30 ribu per bulan.
Rahmad mengakui PLTMH ini belum berjalan maksimal. Salah satu tolok ukurnya yakni belum meratanya warga di RT 52 Dusun Kedungrong yang bisa memakai listrik dari PLTMH. Baru sekitar 90 persen warga yang merasakan.
“PLTMH Kedungrong ini memang rintisan. Ada PLTMH juga di lokasi tak jauh dari sini. Kami berencana mau mengembangkan,” kata lelaki berusia 42 ini.
Salah satu rencana pengembangan PLTMH ini yakni menambah jaringan. Penambahan jaringan ini sebagai fasilitasi agar warga yang rumahnya jauh dari PLTMH bisa ikut terhubung.
10 KK yang saat ini belum terhubung PLTMH karena jaraknya terlalu jauh. “Jaraknya lebih 100 meter. Nanti kalau sudah ada jaringan baru bisa terhubung,” katanya.
Warga yang menggunakan PLTMH cukup mengeluarkan biaya Rp300 ribu untuk pendaftaran awal. Pembayaran ini digunakan untuk ongkos pembuatan jaringan. Jaringan yang dibuat untuk PLTMH ini dibuat sesuai standar jaringan listrik PLN, termasuk kabelnya dan memakai Miniature Circuit Breaker (MCB). Ini dilakukan demi keamanan warga di rumah.
“Jaringannya bisa dibuat di titik berbeda antara listrik dari PLN dan PLTMH. Yang penting bisa aman saat pemakaian,” tuturnya.
Stabililasasi Aliran Listrik PLTMH
Rahmad mengungkapkan daya dari PLTMH ini masih belum stabil. Sebab, sudah pernah dilakukan percobaan peralatan elektronik dengan PLTMH namun malah rusak. Rusaknya peralatan elektronik ini karena tidak stabilnya daya.
Sejumlah benda elektronik yang direkomendasikan dipakai dengan listrik PLN yakni laptop, kulkas, hingga televisi jenis LED. Alternatif lain, pengguna alat elektronik bisa memanfaat stabilizer.
“Kami juga berencana membedakan biaya yang memakai daya 450 dengan 900. Tapi saat ini kami fokus mengajak warga untuk bisa sadar dulu menggunakan sumber energi ramah alam ini,” ungkapnya.
Selain itu, ia menambahkan, PLTMH tersebut belum menerapkan cadangan daya. Apabila turbin PLTMH berhenti, daya listrik otomatis mati. Ia meyakini apa ada perbaikan komponen itu PLTMH akan bisa menjadi andalan listrik demi mencegah dampak perubahan iklim.
“Kami memang belum bisa menghitung atau kalkulasi berapa PLTMH menekan polutan. Kita ingin memperbanyak jaringan PLTMH, sembari ke depan berharap bisa menghitung juga kalau ada yang mau mengajari,” kata dia.
(ALB)
"listrik" - Google Berita
September 23, 2019 at 12:41PM
https://ift.tt/30cFu6w
PLTMH Pangkas 50 Persen Biaya Listrik - Medcom ID
"listrik" - Google Berita
https://ift.tt/2I79PZZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PLTMH Pangkas 50 Persen Biaya Listrik - Medcom ID"
Post a Comment