Meski sudah 74 tahun merdeka, tak semua masyarakat Indonesia bisa menikmati listrik dengan mudah. Apalagi untuk pulau-pulau di perbatasan sekaligus terdepan, seperti Miangas di Kabupaten Kepualauan Talaud.
Kepala PLN Miangas, Yermias Lantaa menceritakan kepada detikcom kondisi kelistrikan di pulau terdepan di ujung utara Indonesia tersebut. Hingga saat ini, kata dia, hanya ada dua pembangkit yang diandalkan warga, yakni pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).
Namun, saat kami menyambangi pulau tersebut, warga hanya bisa menggunakan suplai listrik dari PLTD karena PLTS tengah mengalami kerusakan.
"Ada rusak pada layar monitor karena panas berkelebihan," terang Yermias kepada detikcom beberapa waktu lalu.
PLTD di Pulau Miangas terdiri dari lima buah turbin. Tiga pembangkit dalam posisi stand by, sementara yang digunakan PLN untuk menyuplai listrik ke pelanggan hanya dua.
Dua pembangkit tersebut cukup untuk menerangi satu pulau dengan 234 pelanggan dengan daya terpasang masing-masing rumah sekitar 70 kWh. Terlebih, Miangas belum memiliki industri yang membutuhkan banyak listrik.
"Kalau untuk PLTS-nya, yang dibangun di sini sejak 2010, kapasitasnya 75 kWh. Jumlah modulnya ada 390 baterainya 240. Sistem kerjanya sinkron," ucapnya.
Tidak berfungsinya PLTS sejak 2018, lanjut Yermias, membuat biaya produksi listrik di Miangas menjadi lebih mahal. Sebab, turbin PLTD membutuhkan bensin sekitar 400 liter per hari.
Artinya, dalam seminggu, BBM yang dihabiskan untuk melayani kebutuhan setrum warga bisa mencapai 2.800 liter. Biaya produksi tersebut tentu lebih tinggi ketimbang PLTS yang menurut Yermias hanya membutuhkan 200 liter sehari.
"PLTS digunakan untuk siang hari jadi mulai beroperasi dari jam 8 hingga matahari teduh baru diganti PLTD," tuturnya.
Ia berharap, PLTS bisa segera berfungsi kembali agar biaya produksi listrik menjadi lebih murah. Apalagi, harga BBM bisa melonjak drastis ketika distribusi pasokan ke pulau tersebut terganggu.
Bulan Oktober hingga Desember, ketika angin laut sedang kencang-kencangnya, kapal pengangkut BBM tidak bisa sampai Miangas dengan mudah. Imbasnya warga juga akan mengalami pemadaman listrik selama beberapa jam dalam sehari.
"Cuaca ekstrem pasti ada potensi pemadaman listrik. Saya antisispasi pengurangan jam (suplai listrik)," ungkap Yermias.
PLN juga terus berencana untuk meningkatkan standar pelayanan minimal di pulau terdepan ini. Termasuk dengan mengembangkan pembangkit-pembangkit listrik baru yang lebih efisien.
"Ke depannya ingin tambah lagi itu penampungan biar kalau BBM datang bisa pasok hingga satu tahun. PLTS diesel kalau ada juga PLTA, PLT Bayu," pungkasnya.
Selain PLN yang menjadi satu-satunya sumber listrik di Miangas, pulau ini juga memiliki Bank BRI sebagai satu-satunya bank di Miangas. Meskipun berada di ujung negeri, Miangas masih beruntung karena memiliki sumber listrik dan juga akses perbankan yang baik.
detikcom bersama Bank BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan. Ikuti berita-berita tentang program ini di tapalbatas.detik.com!
Simak Video "Salam dari Miangas, Pulau Ujung Utara Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]
(mul/ega)
"listrik" - Google Berita
October 04, 2019 at 09:49AM
https://ift.tt/2IjLfVB
PLTD PLN Jadi Satu-satunya Sumber Listrik Terangi Miangas - detikFinance
"listrik" - Google Berita
https://ift.tt/2I79PZZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PLTD PLN Jadi Satu-satunya Sumber Listrik Terangi Miangas - detikFinance"
Post a Comment