Menurutnya pembangunan transmisi cukup terlambat, sehingga perlu dikejar agar produksi listrik dari pembangkit-pembangkit yang sudah eksisting bisa tersalurkan. Kondisi ini menyebabkan penyerapan listrik cukup tereduksi.
Semestinya asumsi konsumsi listrik ada di atas pertumbuhan ekonomi. "Tapi sekarang di bawah, proyeksi di bawah 5% kita harapkan dengan menciptakan suasana yang menarik agar investasi mau masuk, makanya kompetitifnes penting," terangnya di Kementerian ESDM, Jumat, (27/12/2019).
Lebih lanjut dirinya mengatakan jumlah pembangkit listrik pembangunannya akan dibatasi dan disesuaikan dengan kebutuhan. Tujuannya agar semua produksi listrik bisa terserap. "Sekarang gini, kalau nggak ada demand, pasang terus PLN harus ngambil? nggak kan," imbuhnya.
Arifin menekankan pembatasan pembangunan pembangkit tidak mengurangi target dari proyek strategis nasional 35 gigawatt (GW). "35 GW harus diselesaikan dan dipastikan konsumen ada," ungkapnya.
Sebelumnya, Direktur PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan sekitar tahun 2020 - 2021 proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW sudah konstruksi sebesar 23.000 MW atau sekitar 65%.
"Selesaikan 23.000 MW atau 65% dari 35.000 MW pembangkit yang saat ini pipelinenya konstruksi," ungkapnya dalam Diskusi Kesiapan PLN dalam Melistriki Industri Smelter di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Jumat, (20/12/2019).
Lebih lanjut dirinya mengatakan akhir tahun 2019 sekitar 1.000 MW Commercial Operation Date (COD). "Sampai tahun 2028 di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 akan menambah 50 GW kita akan tambah dengan bauran fuel mixnya dengan naikin energi baru terbarukan (ebt)," paparnya
(gus/gus)
"listrik" - Google Berita
December 27, 2019 at 07:34PM
https://ift.tt/2MxLpuR
Pertumbuhan Listrik 2020 Melambat, Di Bawah 5% - CNBC Indonesia
"listrik" - Google Berita
https://ift.tt/2I79PZZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pertumbuhan Listrik 2020 Melambat, Di Bawah 5% - CNBC Indonesia"
Post a Comment