"Untuk pasokan energi listriknya kita sudah memetakannya. Selain itu pendanaan, dan aturan daerah," ungkapnya di Komisi VII DPR RI, Senin, (27/01/2020).
Kebutuhan listrik untuk pembangunan 52 smelter sebesar 4,7 GW. Kurangnya pasokan listrik ini menurut Arifin berdampak pada pembangunan smelter, di mana progresnya mengalami keterlambatan. Berdasarkan data dari Kementerian ESDM realisasi pembangunan smelter mencapai 17 smelter sampai tahun 2019.
Secara rinci target pembangunan smelter tahun 2020 sebanyak 21 smelter, tahun 2021 ditargetkan 48 smelter, tahun 2022 ditargetkan 50 smelter, akan terus meningkat sampai tahun 2023 sebayak 52 smelter. Untuk mencapai target 52 smelter masih perlu dibangun 35 smelter lagi.
Secara rinci di Jawa ada 12 smleter dengan kebutuhan listrik sebesar 929,4 MW. Di Sumatera ada 2 smelter yang membutuhkan listrik sebesar 50 MW. Lalu di Kalimantan ada 11 smelter yang membutuhkan listrik 579,5 MW. Di Sulawesi ada 16 smelter yang membutuhkan listrik 2.012 MW (2 GW). Satu smelter di NTT membutuhkan listrik 20 MW.
Satu smelter di NTB membutuhkan listrik 300 MW. Sedangkan di Maluku ada 9 smleter membutuhkan listrik 941 MW. Arifin menjelaskan ada 3 strategi untuk memenuhi kebutuhan listrik. Pertama, pemenuhan oleh PLN. Kedua, pemenuhan oleh pengembang smelter. Terakhir, kerjasama pengembang smelter dengan non-PLN.
(gus)"listrik" - Google Berita
January 27, 2020 at 08:23PM
https://ift.tt/2uEJ77e
Target 52 Baru Terbangun 17, Smelter RI Terkendala Listrik - CNBC Indonesia
"listrik" - Google Berita
https://ift.tt/2I79PZZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Target 52 Baru Terbangun 17, Smelter RI Terkendala Listrik - CNBC Indonesia"
Post a Comment