TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah senator Filipina meminta penyelidikan tentang implikasi keamanan terhadap kepemilikan Cina di bidang energi listrik dilakukan.
Permintaan senator itu disuarakan setelah sejumlah pejabat mengungkapkan Cina dapat dengan mudah memadamkan listrik di seluruh Filipina dengan mencabut saklar, sebagaimana dilaporkan South China Morning Post, 20 November 2019.
Cina memiliki 40 persen saham di National Grid Corporation of Phillipines atau NGCP, sebuah konsorsium swasta yang mengantongi waralaba untuk menjalankan jaringan listrik pada tahun 2009.
Senator oposisi dari Partai Liberal, Risa Hontiveros yang pertama kali mengajukan pertanyaan tentang sejauh mana kendali Beijing terhadap listrik nasional Filipina mengingat kedua negara berkonflik di Laut Cina Selatan.
"Cina menjadi bagian dari hidup keseharian kita setiap menit, setiap jam, setia waktu selama pengoperasian sistem dikendalikan dan dikelola insinyur Cina.. Memang ini kekuatan luar biasa. Apa yang terjadi jika seseorang di Beijing mematikan itu?" kata Hontiveros dalam rapat dengan sejumlah pejabat membahas anggaran untuk mendapat persetujuan Senat, Selasa, 19 November 2019.
Ketua National Transmission Corporation atau Transco, Melvin Matibag membenarkan ada kemungkinan skenario Cina menggelapgulitakan Filipina. Dia menjelaskan itu saat rapat di Senat.
Matibag menjelaskan, sebelumnya Transco menjalankan sistem dan sekarang bertugas mengawasi NGCP. Namun kenyatannya, akses NGCP dibatasi.
Ketua komisi senat bidang energi, Sherwin Gatchalian mengatakan, dirinya disarankan oleh Matibag bahwa Transco telah melakukan studi kemungkinan untuk mengambil alih secara manual jaringan transmisi ini.
"Kami akan mengundang para ahli keamanan nasional dan Dewan Keamanan Nasiona untuk memastikan mereka memiliki rencana darurat," kata Gatchalian.
Dia juga mengingatkan anggota parlemen bahwa klausul dalam perjanjian waralaba dengan Cina memberi presiden Filipina kekuasan untuk merebut kembali semua aset energi dalam situasi bahaya publik terjadi. Bersamaan itu, keamanan nasional akan dilindungi 100 persen.
Senator Miguel Zubiri, sekutu presiden Rodrigo Duterte mengatakan, klausul itu hanya berlaku selama Filipina tidak diserang Cina.
Beberapa pejabat bidang energi menjelaskan, listrik hanya dapat dipulihkan Filipina melalui cara manual dalam kurun waktu 24 hingga 48 jam tergantung pada gravitasi.
"listrik" - Google Berita
November 21, 2019 at 08:01AM
https://ift.tt/2Xzm342
Cina Miliki 40 Persen Saham Listrik Filipina, Ini Kegusaran Senat - Dunia Tempo.co
"listrik" - Google Berita
https://ift.tt/2I79PZZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cina Miliki 40 Persen Saham Listrik Filipina, Ini Kegusaran Senat - Dunia Tempo.co"
Post a Comment