Search

Siapa yang Tak Butuh Listrik? - Jawa Pos

Seiring perkembangan zaman, listrik semakin menjadi kebutuhan mendasar yang tidak dapat digantikan bagi masyarakat. Kegiatan sektor industri pengolahan misalnya sangat bergantung dengan listrik. Mesin-mesin industri akan mati jika tidak ada listrik. Dampaknya perusahaan tidak dapat melakukan aktivitas produksi. Jika produksi tidak ada, pendapatan pun tidak ada, maka ekonomi dapat lumpuh.

Selain perusahaan, kegiatan di rumah tangga pun sangat bergantung dengan listrik. Masyarakat menyimpan kebutuhan harian di lemari pendingin, tentu membutuhkan listrik. Pelajar dan mahasiswa mengerjakan tugas dengan laptop pun membutuhkan listrik. Belum lagi kegiatan seperti mencuci dengan mesin cuci pun butuh listrik bahkan hingga kegiatan hiburan seperti menonton televisi, dan kegiatan lainnya membutuhkan listrik.

Pengguna listrik dari tahun ke tahun semakin bertambah. Persentase rumah tangga pengguna listrik di Jawa Tengah tahun 2018 mencapai 99.90 persen yang menggunakan listrik sebagai sumber penerangan, meningkat 0.5 persen dibanding tahun sebelumnya. Ini berarti hanya sekitar 0.1 persen dari total rumah tangga di Jawa Tengah yang menggunakan bukan listrik sebagai sumber penerangan utama dalam rumah tinggalnya (SUSENAS 2018).

Menurut data dari publikasi terbitan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, produksi listrik PT Perusahaan Listrik Negara di Jawa Tengah mencapai 22.402.453 MWh. Ini meliputi  pengguna rumah tangga sebesar 47 persen, industri 35 persen, dan 18 persen. Sisanya digunakan untuk kantor pemerintahan, penerangan jalan, dan lain sebagainya. Untuk di Kabupaten Kudus sendiri, listrik yang terjual di rayon Kudus kota sebesar 1.019.771 MWh dengan daya terpasang 5.604 MVA, naik sebesar 7,23 % dibanding tahun sebelumnya.

Sumber penerangan listrik juga sudah menyebar sampai ke pelosok pedesaan. Sekitar 99.86 persen rumah tangga di daerah pedesaan di Provinsi Jawa Tengah telah memanfaatkan listrik PLN sebagai sumber penerangan dan 0.14 persen sisanya menggunakan sumber energi bukan listrik untuk penerang rumah tangganya. Sementara di perkotaan, persentase rumah tangga yang telah memanfaatkan listrik PLN mencapai 99.96 persen dan 0.01 persen menggunakan listik non PLN seperti listrik dari generator pembangkit (genset), tenaga surya dan sebagainya. Jika dilihat secara angka itu sudah menunjukkan betapa pentingnya energi listrik ini diandalkan sebagai kebutuhan pokok.

Bicara tentang listrik untuk masyarakat secara umum itu artinya kita bicara untuk seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah melalui Kementrian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) akhir oktober kemarin menyatakan akan menghapus subsidi untuk pelanggan listrik rumah tangga mampu 900 VA mulai tahun 2020. Pelanggan 900 VA yang masuk kategori rumah tangga mampu saja yang akan dicabut subsidinya. Dengan mencabut subsidi 900 VA, maka PLN bisa masuk ke kebijakan penyesuaian tarif. Alokasi subsidi ke PLN tahun depan dipastikan akan turun, sehingga substitusinya adalah penerimaan dari pelanggan yang tidak disubsidi lagi. Banyak orang menilai keputusan tersebut akan membebani masyarakat. Karena faktanya menahan subsidi terus menerus, sama saja menaruh bom waktu, karena semakin lama akan menggerogoti APBN sendiri. Kebijakan ini harus berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kondisi PLN saat ini, terlebih saat ini PLN masih menggunakan batubara dalam pengoperasiannya. Posisi rupiah yang masih labil, ditambah harga batubara dunia yang semakin meroket, maka sudah sewajarnya jika subsidi untuk golongan yang mampu dicabut.

Tak dapat dipungkiri listrik menjadi sumber energi yang sangat penting untuk menggerakkan roda kehidupan. Pembangunan-pembangunan energi listrik terus dilakukan sebagai upaya untuk terus meningkatkan produksi listrik. Listrik menjadi penting untuk semua sektor ekonomi, baik pertambangan, industri pengolahan bahkan hingga jasa-jasa pun bergantung dengan energi listrik. Oleh karena itu, pemerintah wajib mengupayakan keberlangsungan energi ini. Keluhan masyarakat bisa menjadi pengingat pemerintah untuk terus berbenah diri dalam segala aspek, khususnya energi kelistrikan sehingga tercipta kestabilan perekonomian nasional. Jadi, Siapa yang tak butuh listrik? (*)

(ks/top/top/JPR)

Let's block ads! (Why?)



"listrik" - Google Berita
November 02, 2019 at 02:16PM
https://ift.tt/2WK6syl

Siapa yang Tak Butuh Listrik? - Jawa Pos
"listrik" - Google Berita
https://ift.tt/2I79PZZ

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Siapa yang Tak Butuh Listrik? - Jawa Pos"

Post a Comment

Powered by Blogger.